eksposisiborneo.com, Kubar : Setelah PT. TCM dan BEK, ada lagi Bisnis Unit PT Indo Tambangraya Megah (ITM) yang resmi berproduksi di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) tahun 2024.
Sebab itu, Board of Directors PT ITM, Ignatius Wurwanto mengatakan bahwa momen peringatan HUT ke-79 RI tahun ini menjadi sangat spesial. Selain merayakan hari kemerdekaan, perusahaan batu bara tersebut juga sukses melebarkan sayap produksi mereka di Bumi Tanaa Purai Ngerimaan.
“HUT RI tahun ini kita anggap istimewa, karena dua dari anak usaha kami di ITM, yaitu PT GPK dan PT TIS mulai berproduksi di Kutai Barat,” kata Ignatius dalam acara Employee Gathering yang di laksanakan PT ITM Melak Group dalam rangka memperingati HUT ke-79 RI, di Kampung Muara Bunyut Kecamatan Melak, Sabtu (17/8/2024).

Anak perusahaan ITM yang pertama kali berproduksi di Kutai Barat, lanjut Ignatius adalah PT Trubaindo Coal Mining (TCM) pada tahun 2005. Kemudian di susul dengan PT Bharinto Ekatama tahun 2012, dan tahun 2024 ini dua bisnis unit langsung beroperasi.
Karena itu, sejalan dengan tema Employee Gathering yang di laksanakan bertepatan momen HUT RI tahun ini yakni “Shine Bright Like A Diamond,”, Ignatius pun berharap agar PT ITM Melak Group dapat bersinar terang di masa mendatang.
“Untuk mewujudkan itu, tentu engagement antara perusahaan dan karyawan harus lebih kita tingkatkan lagi,” harap Ignatius Wurwanto.
Pentingnya Hubungan Atasan dengan Bawahan di Perushaan
Menyikapi hal itu, Admin Mine Manager PT TCM, Hirung meyebutkan, hubungan antara perusahaan dan karyawan memang perlu menjadi perhatian, sebab saat ini masih ada gap antara atasan dan bahwan yang harus di perbaiki.
Bahkan menjadi sebuah Pekerjaan Rumah (PR) bagi Manajemen, sebagai upaya untuk meningkatkan produktifitas dan merealisasikan semua rencana kerja perusahaan.
“Kalau gap nya besar, maka itu berpeluang terget-target kita tidak tercapai. Kita tidak hanya bicara soal produksi batu bara, tetapi hubungan antara perusahaan dan karyawan juga perlu kami perhatikan, karena sangat menunjang keberlanjutan perusahaan ini ke depan,” terang Hirung.

Pertama yang perlu diperhatikan lanjut Hirung adalah soal komunikasi dan kompetensi karyawan seluruh anak perusahaan ITM di Kutai Barat.
“Tidak ada komunikasi antara atasan dan karyawan itu kan gap juga. Kemudian kalau kita perintah, terus diikuti dengan berat hati, itu juga gap. Nah, hal-hal begini yang harus kita cari tahu penyebabnya,” tambah Hirung
“Begitu juga soal kompetensi, misalnya yang satu karyawan di kasih training, terus yang satunya lagi tidak pernah, itu kan gap juga. Hal-hal seperti ini yang mau kita kurangi dan antisipasi di perusahaan,” tandasnya.
Berikut 5 Anak Perusahaan ITM yang beroperasi di Kabupaten Kutai Barat :
- PT. Trubaindo Coal Mining (TCM)
- PT. Bharinto Ekatama (BEK)
- PT. Graha Panca Karsa (GPK)
- PT. Tepian Indah Sukses (TIS)
- PT. Nusa Persada Resources (NPR). (eb)