Pertumbuhan Ekonomi RI di Kisaran 5 Persen

By eksposisi borneo Nov 30, 2023
12
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo bangga dengan pertumbuhan ekonomi RI di kisaran 5 persen.

Eksposisiborneo.com, Jakarta: Presiden Joko Widodo bangga dengan pertumbuhan ekonomi RI di kisaran 5 persen ketika berbicara di hadapan negara lain.

Sebab, banyak negara sulit mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang masih stabil, di tengah kondisi geopolitik yang memanas.

“Pertumbuhan ekonomi kita tahun semuanya, sudah disampaikan gubernur di kisaran 5 persen. Ini kalau kita bicara dengan kepala negara lain, dengan presiden, dengan perdana menteri, kita bangga, dengan pertumbuhan ekonomi kita yang masih di kisaran 5 persen meskipun kalau kita lihat kadang-kadang di bawah,” kata Joko Widodo dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (29/11/2023).

Indonesia lanjut Jokowi harus mensyukuri capaian tersebut. Capaian pertumbuhan ekonomi ini tidak mudah didapat mengingat dampak perubahan iklim makin terasa.

Perubahan iklim membuat produksi pangan di berbagai negara menurun. Kini, sebanyak 22 negara telah membatasi ekspor beras akibat dampak itu.

“Dulu yang namanya impor beras semua negara menawarkan. ‘Saya punya stok’, ‘saya punya stok’. Sekarang 22 negara stop ekspor dan membatasi ekspor pangan. Tapi apapun alhamdulillah dan patut kita syukuri Indonesia masih tetap tumbuh dan stabil,” lanjut Presiden Joko Widodo.

Selain perubahan iklim, tensi geopolitik dan fenomena domestik di berbagai negara juga sedikit banyak mempengaruhi masyarakat dunia. Di AS misalnya, berkutat dengan masalah inflasi dan suku bunga yang tinggi.

Kemudian di China, berkutat dengan masalah perlambatan ekonomi dan krisis properti. Jokowi bilang, hal ini menandakan bahwa dunia memang tidak baik-baik saja.

“Peningkatan tensi geopolitik yang semua dadakan semuanya. Perang Ukraina enggak ada hujan enggak ada angin tahu-tahu perang. Gaza enggak ada hujan enggak ada angin tahu-tahu perang. Semua negara penginnya itu, kalau mau perang memberi tahu dulu. Jadi kita bisa siap-siap apa yang perlu disiapkan,” ucap Jokowi.

Oleh sebab itu, dampak dari perang yang ada harus sama-sama di antisipasi. Pasalnya, perang mengganggu rantai pasok global, hingga melonjakkan harga energi. Ia pun mengaku menghadiri banyak konferensi dan pertemuan-pertemuan internasional untuk mendengar berbagai masalah dan komitmen untuk menyelesaikannya, termasuk masalah perang.

“Saya hanya ingin mendengar konflik perang di Gaza ini akan seperti apa. Konflik Israel-Palestina ini akan sampai kapan. Karena yang hadir saat itu 57 negara. Tetapi di akhir Summit, saya dalam hati menyimpulkan bahwa memang perangnya tidak mungkin distop dalam waktu dekat,” tutup Joko Widodo.

BERITA TERKAIT

SMSI Kaltim