BBM Langka, Warga Kubar Minta Perhatian Pemerintah

By eksposisi borneo Apr 15, 2024
10
BBM Langka
Kelangkaan BBM Kembali Terjadi di Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.

Eksposisiborneo.com, Kubar: Warga Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) kembali harus merasakan sulitnya mencari Bahan Bakar Minyak (BBM) karena langka, sejak Selasa (9/4/2024).

Kondisi ini pun membuat antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) termasuk Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) yang tersebar di sejumlah Kecamatan dalam kawasan Ibu Kota Kabupaten.

Bahkan sekarang warga juga harus rela bertumpuk di tempat Pengecer BBM, karena sulitnya mendapat bahan bakar minyak kendaraan mereka.

“Bukan sulit lagi, memang langka. Saya dari Linggang Bigung kebetulan dapatnya di Gesaliq sini (wilayah Kecamatan Barong Tongkok),” kata Niko, salah satu Warga, Senin (15/4/2024).

Karena itu, Ia berharap agar kondisi ini menjadi perhatian Pemerintah dan pihak terkait, terutama dalam menertibkan pengetap di SPBU dan APMS, supaya ada kesempatan bagi warga untuk mendapatkan BBM. Sebab harga di pengecer tentu sudan lebih mahal.

“Dengan ekonomi sekarang agak berat juga. Tapi karena gak ada ya apa boleh buat, tetap aja beli dengan harga cukup mahal di pengecer. Jadi ke depannya, Pemerintah perlu menertibkan yang pengetap ini. Soalnya tidak ada kesempatan bagi warga umum di SPBU maupun APMS,” harap Niko.

BBM Langka

Penyebab BBM Langka Menurut Pengecer di Kubar

Sementara itu, Herman, salah satu Pengecer BBM di Kampung Gesaliq menjelaskan, kelangkaan ini terjadi karena hampir seluruh SPBU dan APMS sempat tutup sebelum Lebaran.

Ditambah lagi insiden kebakaran yang terjadi di SPBU Belintut beberapa waktu lalu, mengakibatkan pasokan BBM ke Kubar berkurang.

“SPBU yang paling besar di Kubar ini kan yang di Belintut. Otomatis karena insiden itu, ya suplai minyak juga berkurang. Kan mereka sementara ini berhenti beroperasi, makanya susah gini, kami yang pengecer aja tidak semuanya dapat,” lanjutnya.

Masalah kenaikan harga yang bervariasi, bahkan tembus sampai Rp25.000 per liter, Ia mengaku tidak mengetahui pasti. Yang jelas di Pom Mini miliknya masih dengan harga wajar, walaupun sedikit ada kenaikan.

“Tidak ngerti juga. Mungkin ada yang ambil kesempatan. Kalau di tempat saya naik jadi Rp15.000 dari Rp13.500 karena saya belinya cukup jauh, dan harga juga naik,” ungkap Herman.

“Makanya saya minta ke teman-teman pengecer, kalau ada yang menawarkan minyak di atas harga Rp15.000 jangan di ambil. Karena otomatis kita jual lagi, pasti harganya bakal naik. Jadi kita upayakan harga jangan terlampau mahal yang menyulitkan masyarakat, kalau bisa kembali normal seperti biasa,” pungkas Herman. (EB)

BERITA TERKAIT

SMSI Kaltim