eksposisiborneo.com, Kubar : Sebagian masyarakat merasa pembangunan di era kepemimpinan Bupati FX Yapan belum maksimal. Bahkan dibandingkan dengan kepemimpinan era Ismail Thomas yang dinilai sukses membawa pembangunan yang luar biasa di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) pada periode 2006-2016 lalu.
Tunjiah, salah satu warga Linggang Bigung mengaku, kegiatan pembangunan sangat minim selama 8 tahun terakhir kepemimpinan Bupati Yapan. Jalan pertanian di wilayahnya tidak tersentuh. Bahkan yang dulunya dia berladang, sekarang tidak bisa apa-apa, karena jalan menuju kebunnya sudah tidak bisa dilalui oleh kendaraan.
“Yang belakangan ini sepertinya daerah kami ini kurang diperhatikan, sebelumnya waktu jaman pak Thomas, enak banget jalannya. Saya berkebun, tapi sekarang sudah tidak bisa kesana, karena jalan gak bisa di lewati,” kata Tunjiah, Rabu (23/10/2024).

Tunjiah mengaku sudah tidak berkebun sejak tahun 2018. Memiliki lahan sekitar 2 hektare, namun sekarang tidak bisa dimanfaatkan, terkesan ditinggal begitu saja karena kondisi jalan yang tidak memadai.
Terpisah, Juhran juga mengaku hal yang sama. Mantan tenaga pendidik ini mengaku, tidak ada perubahan yang dirasakan beberapa tahun terakhir. Ia menilai pembangunan yang ada saat ini merupakan warisan dari Bupati Kutai Barat Periode 2006-2016, Ismail Thomas.
“Kalau dari kacamata saya, pembangunan selama ini tidak kelihatan, baik jalan maupun pembangunan lainnya. Jalan yang ada ini waktu pak Ismail Thomas dulu,” ungkap Juhran.

Tidak jauh berbeda, Andi juga mengungkapkan hal yang sama. Pedagang Kelapa Parut di Pasar Maleo Baru Kecamatan Barong Tongkok itu mengatakan, pembangunan yang terlihat hanya di dalam kota Kabupaten.
“Menurut saya, pembangunan saat ini belum memuaskan, tidak seperti jaman Pak Thomas dulu. Yang kelihatan ini ya seperti yang di jalan raya sekarang ini, baru ada pembangunan. Yang jembatan di seberang (ATJ) katanya mau dilanjutkan, tapi sampai sekarang gak dilanjutkan,” kata Andi.
Soal Sampah Juga Dikomentari Warga

Pembangunan jalan yang tidak optimal ini memang seakan menjadi persoalan di masyarakat. Hantius pedagang kaki lima di Linggang Bigung pun ikut berkomentar, bukan hanya pembangunan jalan, soal sampah pun ikut di komentari.
“Kalau pembangunan jalan ini memang tidak terlalu ada. Jalan rusak tidak diperbaiki, ada uang tidak tahu kemana. Di kampung lain ada pembangunan, kita yang di Kecamatan lalu tidak menjadi contoh, lihat aja jalan menuju SMA Bigung itu, sampah berserakan tidak diperhatikan,” tandas Hantius.
Karena itu, Ia berharap dalam pelaksanaan Pilkada serentak tahun ini bisa melahirkan pemimpin yang amanah. Satu yang sudah berbuat nyata saat ini adalah Frederick Edwin, banyak membantu warga yang membutuhkan.

“Kalau saya ini jujur saja, saya tidak akan pilih pemimpin yang pelit. Itu kalau lihat uang banyak, sayang dia, tidak mau dia membangun. Tapi kalau tidak pelit, pasti dia mau membangun,” ucapnya.
Seperti diketahui, Frederick Edwin memang sudah banyak berbuat menggunakan uang pribadinya membantu warga yang membutuhkan, salah satu yang nyata dilakukan adalah sudah membagi beras ratusan ton di 16 Kecamatan se Kutai Barat.
Belum lagi kegiatan sosial lain, yang di lakukan melalui Taruna Gharda Mandiri (TGM) dan Putri Ringeeng selama kurang lebih dua tahun terakhir.
Edwin maju sebagai Calon Bupati Nomor Urut 1, berpasangan dengan Wakilnya, Nanang Adriani. Pasangan yang dikenal dengan sebutan FENA ini diharap bisa melanjutkan sukses pembangunan di Era Ismail Thomas, Ayahanda dari Frederick Edwin. (eb)