Eksposisiborneo.com, Kubar: Perjalanan Sukadi meniti Karir hingga Terjun ke Dunia Politik ternyata tidak semudah yang kita pikirkan. Banyak laika-liku yang di lalui.
Dia adalah pria Kelahiran Kampung Linggang Purworejo atau Tering Puan, Kecamatan Tering Kabupaten Kutai Barat (Kubar) tahun 1983 silam.
Sekarang banyak yang mengenal Sukadi sebagai wirausahawan dan kini terjun ke dunia Politik. Bahkan siap bertarung untuk menjadi wakil rakyat pada Pemilu 2024 nanti.
Tapi di balik itu, apakah kamu mengenal sosok Sukadi?. Apakah pencapaiannya sejauh ini berjalan mulus?. Tentu pertanyaan ini juga terbesit dalam pikiran sebagian orang, terutama yang belum terlalu mengenal sosok pekerja keras tersebut.
Berikut Perjalanan Sukadi Meniti Karir hingga menjadi Pengusaha Rental Alat Berat, Kontraktor dan Politisi Partai Golkar Kutai Barat:
Perjalanan Sukadi Meniti Karir Mulai Dari Bangku SMA
Sukadi terlahir dari keluarga yang kurang mampu, hidup sederhana. Bahkan Ia harus bekerja di usianya yang masih muda, karena harus berjuang menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Di mulai dari Kelas XI atau dua SMA, Ia sudah mulai bergerak di bidang wirausaha dengan menjadi Karyawan Bengkel. Tentu ini di lakukan karena tuntutan ekonomi, agar bisa mengenyam pendidikan.
Setelah lulus, Ia harus mengambil keputusan pahit, tidak seberuntung temannya yang lain bisa melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.
“Pendidikan itu penting sebagai investasi untuk masa depan. Tapi karena tidak di dukung finansial, terpaksa harus menguburkan niat buat lanjut kuliah,” kata Sukadi kepada Eksposisiborneo.com, Kamis (23/11/2023).
Kendati demikian, Sukadi bukanlah tipikal orang yang menyerah dengan keadaan. Tapi bagimana dari segala keterbatasan, justru membuatnya termotivasi untuk berbuat dengan niat mengubah kehidupan keluarga.
Menjadi Supir Truk
Lulus dari bangku SMA Sukadi pun mulai melirik pekerjaan, memanfaatkan potensi yang ia miliki. Walaupun hanya bisa menjadi Supir Truk, itu ia lakukan pada kegiatan pembangunan Perkantoran seiring dengan Pemekaran Kabupaten Kutai Barat. Kurang lebih dua tahun berjalan sejak tahun 2000-2002.
Dari situ, kemudian Sukadi mencoba peruntungan lain dengan menjadi karyawan bersama pengusaha galian C. Kurang lebih dua tahun juga sampai tahun 2004, akhirnya menjadi Driver Alat Berat di PT Kem, sejak tahun 2004-2006.
“Setelah dua tahun di PT Kem, saya kembali lagi ke usaha saya di awal menjadi supir truk. Hingga tahun 2011, saya sudah punya 13 unit truk dan 1 unit Excavator,” terangnya
Sukadi di Hadapkan dengan Cobaan
Setelah menikmati hasil kerja kerasnya tersebut, mulai mapan dari sisi kehidupan yang kala itu juga sudah memiliki pasangan hidup. Sukadi di hadapkan dengan cobaan yang sangat berat tahun 2014.
Dimana seiring ke kesuksesannya di usia muda, sang istri jatuh sakit, butuh pengobatan extra dan biaya yang tidak sedikit. Khawatir dan tidak ingin kehilangan, segala upaya pun di lakukan untuk kesembuhan istri tercinta. Hingga semua yang di miliki di jual sampai di titik terendah, Sukadi tidak memiliki apa-apa lagi (kembali ke titik nol).
“Saya percaya bahwa rezeki sudah diatur oleh yang maha kuasa, pun memberikan cobaan tidak melebihi kemampuan yang saya miliki. Tapi berbeda halnya kalau kehilangan pasangan hidup. Pasangan yang sudah kita perjuangkan, selalu ada menjadi penyemangat dalam keadaan apapun, serta mendukung setiap langkah yang kita jalani. Saya tidak bisa bayangkan dan itu yang membuat saya tidak perduli harus kehilangan semuanya,” ucap Sukadi sangat haru.
Sampai di tahun 2016 atau sekitar dua tahun fokus dengan penyembuhan sang istri. Sukadi mulai kembali beraktivitas setelah istri berangsur membaik. Menjadi operator excavator bersama kontraktor Proyek Jembatan di Mahakam Ulu (Mahulu).
“Itu saya juga cari-cari sambilan jadi mekanik, sampai jadi buruh panggul Jembatan untuk mencukupi proses pengobatan istri. Karena gaji saya hanya Rp5 juta perbulan. Sementara proses penyembuhan istri masih terus berjalan dan itu membutuhkan biaya sampai Rp30 juta setiap bulannya. Tapi alhamdulillah, sampai akhir tahun 2017, istri saya di nyatakan sembuh total,” ungkapnya.
Mulai Menata Kembali
Setelah itu, Ia mulai menata dari awal. Masih dengan keahliannya sebagai operator excavator, yakni menerima harian di Kutai Barat dengan upah sekitar Rp150-Rp200 ribu setiap kali ada pekerjaan.
Usaha itu di jalani sekitar dua bulan mengumpulkan dana, ditambah dengan tabungan dan menjual 1 unit kendaraan roda dua miliknya, dijadikan sebagai modal untuk menyewa 1 unit truk, memulai usahanya lagi.
Tidak lama, selang tiga bulan berjalan, Sukadi sudah bisa membeli sendiri 3 unit Excavator yang terus dikembangkan melalui usaha rental dan dari situ pula titik kebangkitannya kembali di mulai, tahun 2018 sampai sekarang.
Terjun ke Dunia Politik
Memiliki usaha rental alat berat, juga kontraktor dan sekarang berkat dorongan masyarakat juga terjun ke dunia politik. Di awali menjadi Bendahara DPD Partai Golkar hingga mencalonkan diri menjadi Anggota DPRD Kutai Barat dalam Pesta Demokrasi tahun 2024 mendatang.
“Alhamdulillah, ini semua berkat dukungan istri, anak-anak dan keluarga. Sekarang hasil kerja keras yang saya jalani sudah bisa saya rasakan,” ucap Sukadi
Sukses tersebut, tak langsung membuatnya lupa diri, sampai ambisi dalam mengejar karir, terutama di dunia politik. Apalagi pahit manis kehidupan sudah dirasakan dari nol, tentu membuatnya dewasa dan bijak dalam mengambil keputusan.
Sebab itu, kepada masyarakat, terutama generasi muda Kutai Barat agar semangat menjalani hidup, melakukan hal-hal positif dan mengindari pergaulan bebas, jangan sampai terjerumus dalam lingkaran Narkoba yang menjadi ancaman bagi masa depan bangsa, khususnya Kutai Barat tercinta.
Demikian pun dalam urusan politik, tidak ada haknya untuk memaksa orang memilih, karena menurutnya kepercayaan masyarakat adalah tanggung jawab, dan itu yang akan di perjuangkan, bukan memberi janji-janji manis untuk kepentingan pribadi. Sungguh sangat menginspirasi. (EB)