Eksposisiborneo.com, Kubar: Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo mendukung penuh Inovasi Proyek Perubahan Kampung Keluarga Berkualitas 2.0 di Kabupaten Kutai Barat (Kubar) Provinsi Kalimantan Timur.
“Inovasi ini sangat bagus. Harapan saya inovasi ini bisa berkontribusi untuk mewujudkan Kabupaten Kutai Barat yang semakin adil, mandiri, sejahtera, berlandaskan ekonomi kerakyatan dan peningkatan sumber daya manusia,” ucap Hasto Wardoyo.
Selain itu, ia juga meminta agar inovasi tersebut dapat diimplementasikan dengan baik, guna mendukung suksesnya program keluarga kencana, pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana.
Diketahui, Kampung Keluarga Berkualitas 2.0 tersebut merupakan proyek perubahan Kepala Bidang PPKBK3 Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kubar, Sapri. Merupakan lanjutan dari Kampung Keluarga Berencana 1.0 pada tahun 2024 ini.
Sapri menyebutkan, bahwa ada tiga trobosan inovasi yang nantinya akan di laksanakan melalui proyek perubahannya tersebut.
“Yang pertama, Kampung Keluarga Berkualitas 2.0 percontohan, yang kedua adalah Peraturan Kampung Keluarga Berkualitas dan yang ke tiga yakni Aksi Peduli Kampungku,” kata Kepala Bidang PPKBK3, Dinas P2KBP3A Kubar, Sapri kepada RRI Sendawar, Kamis (30/5/2024).
Dijelaskan bahwa untuk Kampung Keluarga Berkualitas 2.0 percontohan, lokusnya ada di Sekolaq Joleq Kecamatan Sekolaq Darat, yakni Kampung KB Dayang Pore.

“Ini jadi lokus Kampung Keluarga Berkualitas 2.0 karena berhasil menjadi juara tiga tingkat Provinsi. Artinya, ini bisa menjadi studi tiru untuk kampung KB lainnya di Kutai Barat,” jelas Sapri.
Berikutnya tentang Peraturan Kampung Keluarga Berkualitas. Menurut Sapri, di Kutai Barat belum ada aturan tersebut, dan ini baru pertama kali di laksanakan untuk mendukung kelancaran kegiatan Kampung KB di wilayah tersebut.
“Kampung Sekolaq Joleq ini adalah satu-satunya Kampung yang sudah ada aturan Kampung Keluarga Berkualitas. Biasanya kan banyak kepala kampung itu takut untuk berbuat tanpa dasar hukum yang jelas. Jadi peraturan ini adalah solusi dan diharapkan kegiatan Kampung KB bisa berjalan dengan baik ke depannya di Kutai Barat,” ucapnya.
Terakhir inovasi dalam proyek perubahannya adalah, Aksi Peduli Kampungku, dimana dalam inovasi ini lebih kepada pembinaan kader, seperti pelatihan, orientasi kader, posyandu hingga pembinaan gotong royong masyarakat.
Menurut Sapri, tiga inovasi dalam Kampung Keluarga Berkualitas 2.0 tersebut merupakan strategi pemberdayaan masyarakat kampung secara terintegrasi menuju percepatan penurunan angka stunting, khususnya di Kabupaten Kutai Barat.
“Sekarang kan isu besar kita adalah masalah stunting, dan target Nasional itu di bawah 14 persen tahun 2024 ini. Jadi harus optimis, bahwa melalui Kampung Keluarga Berkualitas ini menjadi salah satu solusi untuk penurunan angka stunting, khususnya di Kutai Barat,” tandas Sapri.
Beberapa langkah yang siap di laksanakan diantaranya, meningkatkan kualitas SDM pengurus Kampung KB, memberikan pelatihan kepada kader Bina Keluarga Balita, Remaja dan Lansia.
Berikutnya memberikan pelatihan Dapur Sehat (Dahsyat) atasi stunting dengan cara mensosialisasikan menu-menu makanan sehat kepada masyarakat melalui kerjasama dengan Ahli Gizi. (EB/J)