eksposisiborneo.com, Kubar : Sejumlah warga, memberikan apresiasi kepada pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Barat (Kubar) Nomor Urut 2, H Ahmad Syaiful dan Jainudin (AHJI), karena dinilai paling sportif dalam pelaksanaan Pilkada Kubar 2024.
Jika tim dari paslon lain sibuk saling sindir, saling mencari kesalahan. Paslon Bupati AHJI dan Tim, dinilai fokus menyampaikan Visi Misi dan program kerja mereka, selama tahapan kampanye Pilkada yang tengah berjalan saat ini.
Bahkan ketika diserang, pasangan yang mengusung gerakan perubahan menuju Kutai Barat Cemerlang tersebut, tetap fokus berkompetisi dengan sehat, bersaing gagasan dan program kerja.
“Cuma mereka (AHJI) aja yang kayaknya jual program. Kalau yang lain itu berbalas pantun aja mereka, terutama di media sosial dan mirisnya pakai buzzer. Kalau kita ikuti dari awal, AHJI itu hampir gak pernah nyindir paslon lain, sekalipun mereka di serang,” kata Anton, pemuda asal Barong Tongkok, Jumat (8/11/2024).
Ia pun menyayangkan cara politik yang saling menjatuhkan tersebut. Semestinya menurut Anton, pesta demokrasi ini dijadikan ajang pendidikan politik yang positif. Terutama bagi generasi ke depan, bukan memberikan contoh yang tidak baik.
“Kita ini sama, kita di satu daerah yang sama, kenapa harus saling menjelekkan. Toh, selesai Pilkada, kita tetap tinggal di Kutai Barat. Bahkan kalah sekalipun, gak mungkin ada yang pergi pindah ke Amerika sana,” tandasnya.

Demikian juga diutarakan Nora, Mahasiswi tersebut menilai, bahwa pasangan AHJI sudah berhasil memberikan contoh baik dalam kehidupan berdemokrasi.
“Jarang sih kita lihat, kalau paslon disindir itu, dia diam, pasti balas. Terutama oleh tim nya, jadi kadang kita kasian sama Paslonnya. Tapi AHJI ini, gak pernah kita lihat mereka seperti itu, tim nya juga gitu. salut dengan cara mereka berkompetisi,” ucapnya.
Seperti istilah ‘Setiap Pemimpin ada Masanya, dan Setiap Masa ada pemimpinnya’. Nora berharap, agar milenial dapat bijak dalam bersikap dan selektif dalam menentukan pilihan, demi Kutai Barat yang lebih baik ke depan.
“Tidak ada pemimpin yang abadi, jadi buat apa kita ikut-ikutan euforia politik yang menurut kita tidak baik, ya kan?. Karena yang kami butuhkan itu, apa sih program anda? Apa sih gagasan anda untuk Kutai Barat?,” ujarnya.
“Sepengetahuan saya, demokrasi pemilihan itu begitu. Bukan berlomba-lomba menjelekkan. Jadi kalau sekarang saya ditanya pilih siapa? ya yang betul-betul berkompetisi saat ini, menurut saya, ya AHJI,” pungkas Nora. (eb)