Nanang Adriani Belum Puas Lihat Pengembangan Pertanian di Kubar

By eksposisi borneo Nov 19, 2024
28
Calon Wakil Bupati
Calon Wakil Bupati Kubar Nomor Urut 1, Nanang Adriani. (dok.ist)

eksposisiborneo.com, Kubar : Calon Wakil Bupati Kutai Barat (Kubar) Nomor Urut 1, Nanang Adriani, mengaku belum puas dengan pengembangan pertanian di wilayah tersebut sampai saat ini.

Sebagai orang pertanian yang pernah menjabat Ketua Penyuluh Pertanian sekaligus Sekretaris Dinas Pertanian Kubar. Nanang mengaku tahu persis, persoalan atau kendala yang dihadapi sampai membuat dunia pertanian Kubar, belum bisa berkembang dengan baik.

“Saya hanya seorang Sekretaris dan PPL, jadi kewenangan saya terbatas, walaupun saya tahu bagaimana sebenarnya persoalan dalam pengembangan dunia pertanian kita,” kata Nanang Adriani dalam kegiatan Kampanye FENA di Kampung Muara Begai, Kecamatan Muara Lawa belum lama ini.

Karena itu lah, ia mengaku bertekad untuk maju mendampingi Calon Bupati, Frederick Edwin di Pilkada Kutai Barat. Karena kelak mendapat kesempatan dari masyarakat, dia akan berbuat lebih untuk kemajuan dunia pertanian di Bumi Tanaa Purai Ngerimaan.

“Insya Allah, jika kami berdua terpilih, dunia pertanian di Kubar, termasuk di Muara Begai ini akan kita garap untuk bisa menunjang ekonomi masyarakat, sehingga persoalan kemiskinan di tempat kita ini, bisa kita atasi,” tegas Nanang.

Pengembangan Pertanian di Kubar Belum Optimal

Lanjut Nanang, mengatakan bahwa 70 persen ekonomi masyarakat Kutai Barat, ditopang oleh dunia pertanian. Ini pula yang menjadi persoalan, karena petani-petani di Kubar belum merasakan yang namanya kesejahteraan.

“Adakah yang salah?, ada. Contoh harga karet sekarang, tidak menarik kan? Ya, karena selalu diombang ambing oleh penengkulak. Tapi jangan khawatir, kami pasangan FENA punya resepnya,” tandas Nanang.

Nanang mengaku, bahwa pasangan FENA sudah menjalin kemitraan dengan Pabrik karet dan memang sebelumnya sudah dilakukan oleh Pemerintah, namun belum berjalan optimal. Akibatnya harga produksi karet di Kutai Barat, cenderung rendah.

Pasangan FENA
Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kutai Barat Nomor Urut 1, Frederick Edwin dan Nanang Adriani. (dok.FENA)

Disisi lain, persoalan di petani juga kurang mendapat perhatian, terutama dari sisi pengawasan yang lemah karena masih banyak oknum petani karet yang nakal, mencampur kentalan karet dengan pasir, batu dan lain sebagainya yang mempengaruhi kualitas dan sangat berdampak terhadap harga jual.

“Itu sudah kita siasati dan jika kami terpilih, semua akan kami perbaiki. Itu salah satu contoh saja,” ungkap Nanang.

Pertanian lanjut Nanang, merupakan salah satu sektor yang sangat memungkinkan jadi andalan untuk menunjang perekonomian daerah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Yang sangat potensial adalah tanaman padi, terlebih Kutai Barat memiliki lahan yang sangat luas dan subur.

“Makanya saya sedikit aneh, karena beras kita beli. Kenapa tidak bisa memproduksi untuk diri sendiri?. Saya tidak menyalahkan petani atau masyarakat, tapi memang harus kita akui bahwa ada yang kurang dalam pengembangan dunia pertanian kita ini,” terangnya.

Pemerintah Belum Hadir Langsung Bersama Petani

Pertama tambah Nanang, adalah Fasilitas Sawah di Kutai Barat belum memadai. Padahal itu sangat penting, ibarat pembelajaran tatap muka, harus ada ruang belajar, harus ada kursi dan meja, harus ada papan tulis, supaya guru bisa mengajar. Begitu juga dunia pertanian, tidak akan bisa berkembang jika belum memiliki fasilitas yang memadai.

“Artinya Pemerintah harus hadir dalam pengembangan pertanian itu, baik padi sawah maupun ladang. Pemerintah harus hadir memberikan pupuk bersubsidi, dan harus hadir mendidik petani, supaya paham bersawah dan lain sebagainya,” jelas Nanang.

Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk pengembangan pertanian, tapi tidak berjalan optimal karena kurangnya sentuhan dari Pemerintah, mulai pembagian bibit sampai ternak dan lain sebagainya. Karena itu, sampai saat ini belum ada hasil yang nyata, masih banyak kekurangan disana sini untuk membangun dunia pertanian Kutai Barat.

“Petani ini lemah, kalau tidak dibantu dia tidak akan kuat. Jadi intinya, jika ingin pertanian kita berhasil maka pemerintah harus hadir bersama petani. Itu yang akan dilakukan pasangan FENA, jika terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kutai Barat pada tanggal 27 November 2024 nanti,” pungkas Nanang Adriani. (redaksi/eb)

BERITA TERKAIT

SMSI Kaltim