eksposisiborneo.com, Kaltim : Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pada bulan Juli 2024 mengalami kenaikan signifikan, mencapai angka rata-rata 137,86. Angka ini jauh di atas angka keseimbangan 100, yang menunjukkan bahwa petani di wilayah ini masih dalam kondisi makmur.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Yusniar Juliana, kenaikan NTP sebesar 1,70 persen ini dibandingkan dengan bulan Juni 2024. “Kenaikan ini disebabkan oleh indeks harga yang diterima petani (It) yang naik sebesar 1,15 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) turun sebesar 0,54 persen,” ungkap Yusniar Juliana di Samarinda, Jumat.
NTP sebesar 137,86 ini mencerminkan kondisi dari lima subsektor pertanian di Kaltim. Rinciannya meliputi Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 103,13, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) sebesar 111,46, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sebesar 186,74, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) sebesar 106,77, dan Nilai Tukar Nelayan serta Pembudidaya Ikan (NTNP) sebesar 99,65.
Sebagai indikator daya beli petani, NTP menunjukkan kemampuan relatif petani dalam menukar produk pertanian dengan barang dan jasa, serta biaya produksi. Dalam hal ini, semakin tinggi NTP, semakin kuat daya beli petani.
Dari lima subsektor, tiga subsektor mengalami kenaikan NTP pada Juli 2024. Subsektor tanaman pangan naik sebesar 0,18 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat naik 4,19 persen, dan subsektor perikanan naik 0,96 persen. Namun, dua subsektor mengalami penurunan, yaitu subsektor hortikultura turun 5,12 persen dan subsektor peternakan turun 1,38 persen.
Selain NTP, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga mengalami kenaikan pada Juli 2024, mencapai 142,23 atau naik 1,03 persen dibandingkan dengan NTUP Juni 2024 yang tercatat 140,78. Kenaikan NTUP dipengaruhi oleh subsektor tanaman perkebunan rakyat yang naik 3,56 persen dan subsektor perikanan yang naik 0,21 persen. Sementara itu, subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan mengalami penurunan NTUP masing-masing sebesar 0,60 persen, 5,77 persen, dan 1,90 persen.
Secara keseluruhan, data ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan di beberapa subsektor, petani di Kalimantan Timur masih menikmati tingkat kesejahteraan yang relatif baik di tengah kondisi ekonomi pertanian. (Ns/Rcd)