Eksposisiborneo.com, Mahulu: Menjadi seorang Calon Anggota Legislatif (Caleg) yang baru ikut berkompetisi dalam Pesta Demokrasi tentu menjadi tantangan tersendiri.
Terutama berhadapan dengan para senior atau inkumben yang sudah terlebih dahulu duduk di kursi parlemen. Di samping harus bersaing pula dengan sesama pendatang baru.
Hal ini seperti yang di rasakan Desiderius Dalung Lasah, salah satu Caleg DPRD. Di Dapil 3 Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang baru ikut mencalon kan diri, di usung Partai Golkar Mahulu.
“Terutama mengenai sudut pandang masyarakat, bahwa siapa yang lolos menjadi seorang anggota dewan dialah yang berkuasa menentukan program dan kebijakan. Padahal seorang dewan tugas fungsi nya sudah jelas,” kata Desiderius Dalung Lasah, Sabtu (10/2/2024).
“Bukan ranah para dewan yang membuat kebijakan atau program. Tetapi di pemahaman masyarakat dewan lah yang menentukan segalanya,” lanjut pria yang akrab di sapa Pak De tersebut
Hal itu menurut Pak De, tidak terlepas dari pendidikan politik yang disampaikan caleg itu sendiri. Sehingga itu pula yang menjadi tantangannya, yakni bagaimana memberikan pendidikan politik agar masyarakat betul-betul memahami tujuan dalam berpolitik.
“Kita memberi pilihan bukan karna seorang caleg memberi janji, memberi uang, memberi sembako. Akan tetapi pertimbangkan dari segi figur caleg nya, tujuan partai caleg nya, dan lebih-lebih pemimpin partai nya,” tegas Pak De.
Golkar Siap Usung Yohanes Avun Jadi Calon Bupati Mahulu
Karena ke depan, tambah Pak De, yang lebih menentukan segala kebijakan dan program ranahnya adalah Pemerintah, melalui Visi dan Misi Bupati dan Wakil Bupati. Tidak terkecuali di perbatasan Indonesia Malaysia tersebut.
“Artinya, kalau partai Golkar dapat memenuhi jumlah kursi di parlemen, kami partai golkar otomatis mengusung Bapak Yohanes Avun sebagai calon Bupati. Jadi pada saat itu lah waktunya kita memberikan janji politik, janji kampanye karna memang sudah ranah nya,” tambah Desi.
Untuk saat ini, menurutnya, kalau ada caleg yang memberi janji politik atau janji kampanye yang berlebihan, tidak selaras dengan fungsi dewan, berjanji membangun ini dan itu, termasuk bagi-bagi uang, sudah pasti ada kepentingan pribadi.
“Apalagi jelas-jelas partai mereka belum ada calon pemimpin, saya rasa apa yang mereka janjikan ke masyarakat kemungkinan besar tidak akan terpenuhi dan akhirnya hanya akan menimbulkan janji palsu untuk masyarakat banyak,” ungkapnya.
“Jadi sekali lagi, Pilih sesuai hati Nurani dan Pilihlah karena tahu arah serta tujuan Caleg dan Partainya,” pungkas Desiderius Dalung Lasah. (EB)