eksposisiborneo.com, Samarinda : Bakal Calon Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud beberapa kali berkomentar soal program beasiswa yang sudah berjalan selama ini, khususnya di Benua Etam.
Bukan tidak mendukung. Justru sebaliknya, politisi Golkar yang akrab disapa harum ini ingin program beasiswa lebih inklusif demi mencerdaskan generasi penerus tanpa terkecuali.
Hal itu karena program beasiswa yang berjalan selama ini, hanya diberikan kepada mereka yang memenuhi kriteria tertentu, salah satunya prestasi akademik.
“Yang jadi persoalan banyak juga adik-adik kita ini yang tidak berprestasi. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak berprestasi ini?. Tidak kuliah? Kan tidak boleh begitu, karena tujuan kita adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Rudy Mas’ud, Minggu (18/8/2024).
Harus Dirasakan Seluruh Warga Kaltim
Sebab itu, sebagai Bakal Calon Gubernur, tentu Ia sangat konsen soal pendidikan, khususnya di Kalimantan Timur.
Rudy menginginkan agar program beasiswa ini bisa berjalan secara menyeluruh, dirasakan oleh seluruh warga Kaltim hingga jenjang pendidikan Strata Tiga (S3).
“Saya terinspirasi dengan Maroko. Maroko itu pendidikan S3 nya gratis. Bukan cuma gratis, tapi mereka juga di kasih gizi yang cukup, dikasih telur dan susu. Itu sampai S3 lho, dikasih susu, dikasih telur, pagi dan malam,” tandasnya.
Ini pula yang ingin di canangkan Harum di Kalimantan Timur, jika kelak keinginannya tercapai pada Pemilihan Gubernur pada perhelatan Pilkada Serentak 2024.
“Jadi ini menurut saya sudah cocok juga dengan visi dan misi presiden terpilih, salah satunya bagaimana supaya gizi anak-anak kita ini terjamin,” tandasnya.
Bicara Soal Sekolah Gratis
Tidak hanya soal beasiswa, Rudy pun menyampaikan soal gagasan sekolah gratis. Bahkan Dia optimis itu bisa diwujudkan di Kalimantan Timur, sejalan dengan keinginannya untuk Harumkan Kaltim Menuju Generasi Emas.
“Saya ingin, kalau kita belum mampu tidak apa-apa, yang penting sekolahnya gratis dulu. Supaya tidak ada beban bagi warga kita dalam menempuh pendidikan. Jadi dana yang tadinya untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT), bisa untuk kebutuhan lain,” pungkas Rudy Mas’ud. (eb)