Tim DIAMOND Miris Lihat Cara Politik Salah Satu Jurkam Paslon di Kubar

By eksposisi borneo Nov 9, 2024
247
Partai HANURA
Sekretaris DPC Partai HANURA Kutai Barat, Suryadi. (dok.ist)

eksposisiborneo.com, Kubar: Kontestasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati pada Pilkada Serentak 2024, semestinya menjadi ajang pesta demokrasi bagi masyarakat. Tidak terkecuali bagi masyarakat di Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Kontestasi pemilihan semestinya bersaing sehat, adu gagasan dan program kerja. Namun tidak demikian di Kutai Barat, isu persoalan hukum dicampur aduk dengan politik. Disampaikan dalam orasi Kampanye, demi kepentingan golongan untuk memenangkan calon tertentu.

Hal itulah yang dirasakan Tim Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3, Sahadi dan Alexander Edmond (DIAMOND). Karena ada salah satu Jurkam dari paslon lain yang dinilai berlebihan menyampaikan orasi politik, memanfaatkan persoalan hukum untuk menjatuhkan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 3 DIAMOND.

Pasangan DIAMOND

Yakni terkait kasus dugaan korupsi KWH meter listrik yang tengah berjalan di Pengadilan Negeri Tipikor Samarinda saat ini. Padahal, Sahadi hanya dimintai keterangan sebagai Mantan Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) dalam perkara tersebut.

“Jelas disampaikan saat Kampanye, agar masyarakat tidak memilih paslon yang ada kasus hukum, karena setelah pilkada bisa ditetapkan tersangka. Bahkan video orasi itu sudah beredar luas di media sosial,” kata Sekretaris DPC Partai HANURA, Suryadi, Sabtu (9/11/2024).

Menurut Suryadi, oknum jurkam salah satu paslon tersebut, tidak memahami proses Hukum, bahkan terkesan melebihi dari Jaksa dan Hakim dalam menyampaikan statement.

“Sebagai warga negara yang taat Hukum beliau hadir diminta keterangan sebagai saksi oleh Pengadilan, dan perlu diketahui juga bahwa pihak yang sudah ditetapkan sebagai tersangka pun belum tentu bersalah. Artinya kita harus menghargai proses hukum yang berlaku. Presumption of Innocence atau Asas praduga tak bersalah, harus kita kedepankan,” ungkapnya.

Seorang Politisi Harusnya Memberikan Pendidikan Politik yang Baik

Sebagai seorang tokoh tambah Suryadi, semestinya memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Bukan menyerang individu atau personal seperti itu.

“Maka itu, kami sangat menyesalkan sekali, apalagi beliau dalam kesempatan itu mengaku sebagai keluarga. Ya kalau keluarga kan, semestinya mendukung keluarga, bukan orang lain,” tandasnya.

Bendahara Tim DIAMOND itu pun sangat menyayangkan hal itu. Terlebih yang menyampaikan orasi tersebut merupakan seorang politisi, yang semestinya bisa memberikan contoh baik dalam pertarungan politik, tanpa harus menjatuhkan lawan politiknya dengan cara yang tidak pantas.

“Percuma pendidikan tinggi, tetapi nada bicara atau penyampaiannya tidak menunjukkan bahwa beliau itu seorang Intelektual, tokoh politik di Kutai Barat. Semestinya beliau bisa memberikan pemahaman pendidikan politik kepada masyarakat atau pemilih. Sangat disayangkan dan miris sekali,” ujar Suryadi.

Soal perkara tersebut terang Suryadi, Tim DIAMOND percaya sepenuhnya kepada proses hukum yang tengah berjalan, dan mengajak paslon lain untuk bersaing secara gentleman, bersaing visi misi dan program kerja, agar masyarakat mendapat Pemimpin yang mempunyai komitmen, Visi dan Misi membangun Kutai Barat. (eb)

BERITA TERKAIT

SMSI Kaltim