eksposisiborneo.com, Samarinda : Isu borong-borong partai mencuat ke publik setelah sejumlah partai mengusung H. Rudy Mas’ud (Harum) dan Seno Aji untuk bertarung di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Kalimantan Timur dalam agenda Pilkada Serentak 2024 ini.
Adalah PKB, PAN, PKS Gerindra dan terbaru ke dua tokoh ini mendapat rekomendasi dari DPP Partai Nasdem, Jumat (12/7/2024), sehingga total mengantongi 27 dari 55 kursi perwakilan DPRD Kalimantan Timur.
Jika Golkar juga memberikan rekomendasi kepada pasangan ini karena H. Rudy Mas’ud sudah berhasil membawa partai berlambang “pohon beringin” tersebut menjadi partai pemenang dalam Pemilu lalu dengan perolehan 15 kursi di DPRD Kaltim, maka total ada 42 kursi yang di kantongi Harum dan Seno Aji.
Koalisi besar inilah yang disebut-sebut sebagai strategi borong-borong partai, sehingga Pilgub Kaltim hanya diikuti calon tunggal melawan kotak kosong.
Menyikapai hal itu, H. Rudy Mas’ud menegaskan bahwa setiap partai tentu melihat track recod atau rekam jejak dari setiap calon kandidat yang akan di usung, sehingga tidak ada istilah borong-borong partai. Apalagi setiap kandidat melalui proses yang sama melalui proses pendaftaran untuk menjalin koalisi dengan partai politik itu sendiri.
“Sekali lagi, partai politik ini kan pasti melihat track record dari masing-masing kandidat. Terus terang, partai yang mengusung kami ini seperti Gerindra, Nasdem, Insya Allah Golkar, itu tidak ada maharnya,” kata H. Rudy Mas’ud, Jumat (12/7/2024).
“Yang pertama saya rasa adalah, bagaimana calon kandidat ini bisa berkomunikasi, tidak kaku, serta terbuka kepada mitra koalisinya, dan menurut saya potensi menangnya juga pasti menjadi pertimbangan utama partai politik untuk mengusung calon kandidat,” tambahnya.
Menurut politikus yang populer disapa Harum tersebut, istilah borong-borong partai itu tentu menggunakan mahar, namun sejauh ini partai yang mengusung dirinya dan Seno Aji untuk maju di Pilgub Kaltim tidak menggunakan mahar.
“Maka catatan kami dalam Pilkada ini yaitu, uang bukan segala-galanya. Karena kami meyakini paslon lain juga punya logistik yang sangat memadai, mungkin lebih dari cukup. Tetapi ingat, partai politik itu tidak semuanya adalah duit, walaupun memang semuanya perlu duit,” ungkap Ketua DPD Partai Golkar Kaltim tersebut.
Dengan semakin kuatnya H. Rudy Mas’ud dan Seno Aji, pasangan lain tentunya harus bekerja keras untuk mendapat dukungan dari Partai yang tersisa yakni, PDI Perjuangan (9 kursi), PPP (2 kursi), Demokrat (2 kursi). Total sebanyak 13 kursi perwakilan DPRD Kaltim. (eb)