eksposisiborneo.com, Kubar : PT Maha Karya Bersama (MKB) kembali membuat warga Jerang Melayu, Kecamatan Muara Pahu, Kabupaten Kutai Barat (Kubar) kecewa, karena tak hadir dalam Hearing atau Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD Kubar, Selasa (21/1/2025).
Padahal kehadiran pihak manajemen perusahaan sangat diharapkan oleh masyarakat, untuk mencari solusi guna menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi, disebabkan oleh perusahaan perkebunan kelapa sawit tersebut.
“Kami sangat kecewa, karena kapan permasalahan ini akan tuntas kalau tidak saling ketemu dan permasalahan ini akan terus berlanjut apabila tidak ada solusinya. Saya ada kegiatan di Samarinda, tetapi karena ada agenda ini saya balik, baru kemarin. Teman-teman juga dari Kampung jauh datang ke sini, berharap ada solusi. Tetapi ya begini hasilnya, kami sangat kecewa,” kata Kepala Kampung Jerang Melayu, Kurniansyah.
Terlebih, alasan ketidakhadiran pihak manajemen PT MKB dalam rapat dengar pendapat tersebut, dinilai tak jelas. Karena itu dia berharap pada hearing yang dijadwalkan ulang oleh DPRD Kubar, pihak perusahaan bisa hadir dan menghadirkan orang-orang yang berkompeten, sehingga bisa mendapat solusi yang tepat.

“Kami tidak paham juga. Ini yang mengundang kan, pihak DPRD, jadi pihak DPR menyampaikan ke kita bahwa ini ditunda. Alasan dari perusahaan, karena terlambat. Gak ngerti juga, saya jauh dari Samarinda kemarin, sampai saja di Gedung DPRD ini,” ungkapnya.
Lanjut Kurniansyah, beberapa persoalan yang terjadi di lapangan, hingga dilakukan hearing bersama DPRD yakni, masalah jalan poros di Kampung Jerang Melayu, yang rusak parah, diduga karena aktivitas Truck angkutan Tandan Buah Segar (TBS) PT MKB.
Kemudian persoalan tenaga kerja, dimana PT MKB tidak optimal melakukan perekrutan tenaga kerja lokal. Selanjutnya, masalah CSR perusahaan yang juga belum maksimal bahkan dirasa sangat minim oleh warga Jerang Melayu.
Berikutnya, masalah kejelasan lahan kebun plasma yang juga tidak digarap, karena masih ada ratusan hektar lahan yang diserahkan oleh masyarakat, belum ditanami Sawit oleh PT MKB. Terakhir soal bagi hasil kebun Plasma yang juga tidak transparan dilakukan oleh pihak perusahaan, bahkan dianggap melakukan pembodohan terhadap masyarakat. (redaksi/eb)